berharap hati nyaman saat menemui-"nya"
walau tak ingin menggggunakannya
...
kini harus menemui-"nya"
harapan kenyamanan itu ... pupus
malah tambah beban "kekecewaan"
karena tak bisa penuhi "njlimetnya" persyaratan
...
ini ujian dari Tuhan buatku
dan .... horee ... bpjs untung???
Deskripsi :
BPJS Kesehatan menawarkan penjaminan keperluan untuk pengobatan di saat sakit. Artinya BPJS menawarkan kenyamanan di saat sakit. Sebuah tawaran yang sangat strategis. Apalagi pemerintah memberikan legalitas (proteksi). Bagaimana tak tergiur oleh tawaran tersebut (suasana nyaman saat sakit), walaupun harus menyisihkan sejumlah uang secara rutin dengan besaran yang jelas dari penghasilan yang besarannya belum jelas, untuk iuran BPJS. Harapan suasana nyaman saat sakit mampu mengecilkan arti dari iuran-iuran tersebut.
Tetapi sudah sekian waktu perjalanan BPJS Kesehatan, "suasana nyaman di saat sakit", belum dapat dipenuhi. Termasuk kepada anggota BPJS Kesehatan yang rajin membayar iuran. Harapan "suasana nyaman di saat sakit" pupus oleh tak jelasnya aturan. (Saya perhatikan, untuk kasus ini, pihak yang sering disalahkan adalah peserta BPJS Kesehatan. "Baca dulu aturannya, baru antri. Masih banyak yang harus dilayani."). Harapan "suasana nyaman di saat sakit" memperoleh kekecewaan oleh "njlimetnya" persyaratan yang harus dipenuhinya. (Memang dalam kondisi sehat, persyaratan tersebut tidak "njlimet". Tapi menjadi "njlimet" jika dalam kondisi sakit.). Lebih tragis lagi, bukan "suasana nyaman di saat sakit" yang diperoleh, tetapi "suasana yang lebih menyakitkan di saat sakit", yaitu tidak dipercayainya sakitnya. (Jw : dipaido).
Untung saja, peserta BPJS Kesehatan bertuhan. Tuhan memberitahukan pada mereka bahwa sakit itu datangnya dari Dia. Dan penawarnya juga dari Dia. Jika menggantungkan "suasana nyaman di saat sakit" kepada Dia, pasti diperolehnya.
Sementara menggantungkan "suasana nyaman di saat sakit" ke BPJS Kesehatan ... tak bisa dipastikan. Yang pasti, anda akan didenda bila terlambat membayar iuran. (@mtq13032016)